Ikhwan As-Shafa : Sejarah dan Pemikiran Filsafatnya (Kel 8)

    PERTEMUAN KE - 10

IKHWAN AS-SHAFA : SEJARAH DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA

     
     Ciputat Timur. 1 November 2023

    Kali ini pertemuan ke-10 dari mata kuliah Filsafat Islam yang dihampu oleh Drs. Study Rizal LK., M. Ag kembali dilaksanakan. Pertemuan ini dilaksanakan secara online (daring) via google meet. Seperti biasa kelas dilaksanakan dengan gabungan yaitu 3C & 3D Jurnalistik. Persiapan dilakukan dengan link google meet dari pemakalah, dan dilanjutkan oleh pengantar oleh dosen. Untuk pemakalah kali ini berasal dari kelompok 8 yang beranggotakan I Ketut Wisnu Laksana, Jaga Binkha Taba, Kesha Nathania Nayasza, dan Adistya Armitayana. Materi yang mereka sampaikan berjudul "Ikhwan As-Shafa : Sejarah dan Pemikiran Filsafatnya".

    Setelah itu, berikut pendahuluan dari materi kelompok 8 ini :

    Ikhwan Ash-Shafa yang menyatukan kelompok berisikan filsuf dengan latar belakang dan keahlian filosofi-saintifik. Filosofi dari Islam Timur ada al-Kindi, al-Ghazali, al-Amiri, Ibnu Miskawaih. Sedangkan dari Islam Barat ada Ibnu Marrah, Ibnu Bajjah, Ibnu Tufail, Ibnu Rusyd, Ibnu Sab'in, dan Ibnu Khaldun, mereka tergolong figur filsuf yang bersifat individual.

    Pemikiran-pemikiran kelompok ini dikumpulkan menjadi sebuah ensiklopedia yang diberi nama "al-Rasa'il Ikhwan al-Shafa", karena bersifat filosofi dan tampek mendasar, serta rumit. Tapi, sama seperti filsuf individual lainnya, pusat perhatian pemikiran mereka menyangkut makna yang berpotensi untuk perkembangan selanjutnya dari keseluruhan realitas. Disana lah, Ash- Shafa berhasil mengungkap berbagai misteri persoalan yang tersembunti dari berbagai realitas fenomenal.

    Kemudian, penjelasannya mengenal kesimpulan untuk materi ini :

    - Filsafat, bagi Ikhwan Ash-Shafa memiliki awal, tengah, dan akhir 

  • Awal, mencintai ilmu pengetahuan dan mempelajarinya.
  • Tengah, mengenal hakikat segala sesuatu sesuai dengan kemampuan 
  • Akhir, filsafat adalah berbicara dan beramal sesuai dengan ilmu pengetahuan.
    - Pemikiran Ikhwan Ash-Shafa, alam semesta dipandangan sebagai satu entitas yang menyatu, dengan penggunaan simbolisme bilangan untuk memahami hubungan Tuhan dengan alam semesta. Mereka percaya bahwa bilangan adalah kunci untuk memahami kesatuan dalam keragaman, dan ini mengarah pada harmoni yang meliputi seluruh alam semesta.

    - Pendidikan dalam perspektif Ikhwan Ash-Shafa adalah pada dasarnya manusia dalam proses pendidikan memiliki potensi yang sudah ada pada dirinya sejak dilahirkan, potensi-potensi tersebut terdapat pada dimensi jiwa manusia yang berupa fakultas-fakultas.

    Komentar untuk makalah, cukup bagus untuk materi yang disampaikan.



    Mubariq Alfaridzi | Jurnalistik 3C | UIN Jakarta | 11220511000120




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aqidah dan Ilmu Kalam : Kasus Ahmadiyah

Al-Razi : Sejarah dan Pemikiran Filsafatnya (Kel 6)

Ibnu Rusyd : Sejarah dan Pemikiran Filsafatnya (Kel 12)