Ibnu Thufail : Sejarah dan Pemikiran Filsafatnya (Kel 11)

PERTEMUAN KE - 13

IBNU THUFAIL : SEJARAH DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA


        Ciputat Timur, 29 November 2023

    Seperti biasa setiap hari Rabu, diadakan pertemuan mata kuliah Filsafat Islam dengan dosen penghampu Drs. Study Rizal LK, M.Ag., kemudian adanya tiap minggu pemakalah dari tiap kelompok yang mempresentasikan materi yang telah dibagi sebelumnya. Kali ini yang tampil adalah Kelompok 11 yang beranggotakan Yudistira Alik Khadafi, Adinda Washilah Mo'o, Aprilia Ihwatul Azizah, Dafif Haqqani Putra. Pembahasan dari mereka mengenai "Ibnu Thufail : Sejarah dan Pemikiran Filsafatnya".

      Diawali dengan pengenalan mengenai siapa Ibnu Thufail, karya Ibnu Thufail, pandangan filsafat dan pemikiran Ibnu Thufail, dan pencarian jawaban dalam karya Ibnu Thufail yang berjudul Hayy Ibn Yaqdan. Berikut mengenai penjelasan dari kesimpulan makalah ini : 

       Ibnu Thufail dengan nama lengkapnya Abu Bakar ibn Abd Al-Malik ibn Muhammad ibn Thufail. Lahir di Guadix, Prov. Granada, Spanyol tahun 506 H/1110 M. Nama Thufail yaitu nama dari cicit beliau, sedangkan dalam bahasa Latin beliau populer dengan sebutan Abubacer. Dia berguru keapda Ibnu Bajjah yang merupakan seorang ilmuwan besar, dan dibawah bimbingan Ibnu Bajjah ia berkembang menjadi ilmuwan besar. Beliau berkembang pesat menjadi seorang filsuf, dokter, novelis, ahli agama, dan penulis. Selain itu, juga menguasai ilmu hukum dan pendidikan, dia juga seorang politikus ulung dan filsuf Muslim paling penting kedua (setelah Ibnu Bajjah) di Barat.

       Ibnu Thufail punya sejumlah karya dibidang kedokteran, metafisika, dan astronomi, tapi sayangnya banyak yang hilang. Yang tersisa karyanya yaitu Risalah Hayy Ibn Yaqzan, ada dua versi dari Ibnu Sina dan Ibnu Thufail, berbeda dengan Ibnu Thufail karyanya tadi berisi tentang seorang laki-laki yang tinggal di sebuah pulau yang pernah di huni oleh manusia.

Pandangan filsafat dan pemikiran Ibnu Thufail terbagi kebeberapa bagian, yaitu :
  • Tentang Dunia dan Tuhan (Ibnu Thufail mempertahankan pendapat mistisnya bahwa dunia ini bukanlah suatu yang lain dari Tuhan).
  • Tentang Kosmologi Cahaya (Ibnu Thufail menerima prinsip bahwa satu dijelaskannya dalam gaya new platonik yang monoton, sebagai tahap-tahap berurutan pemancaran yang berasal dari cahaya Tuhan.
  • Epsistemologi Pengetahuan (Yang membentuk esensi epistemologi Ibnu Thufail yaitu kesesuaian antara nalar dan intuisi).
  • Etika/Akhlak (Menurutnya, merupaka manusia suatu perpaduan tubuh, jiwa hewani dan esensi non-bendawi, dan demikiran menggambarkan binatang, benda angkasa dan Tuhan).
  • Jiwa (Ibnu Thufail mengganggap bahwa manusia adalah makhluk yang tertinggi martabatnya)
  • Qadim/ Haditsnya alam (Ibnu Thufail keberatan dengan ini, tanpa memperlihatkan keberpihakannya kepada salah satu paham ini dia menyatakan bahwa paham ini masih mengakui adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta).
        Konsep pencarian jawaban dari karyanya yang berjudul Hayy Ibn Yaqzan adalah tentang karya ini menyadarkan kepada publik atas potensi realistis manusia guna menyadarkan mereka akan eksistensi. Hakikat inilah nantinya akan mengantarkan mereka ungkapan kesadaran bahwa eksistensi mereka diciptakan oleh Dzat Yang Pertama.

    Terakhir, penjelasan dari saya mengenai pemakalah yaitu cukup baik dari segi penjelasan dan menjawab pertanyaan dengan jelas. Dosen pun berpesan agar para mahasiswa mengerjakan UAS yang telah dibagi kelompok sebelumnya, dan memberikan penjelasan mengenai UAS. Sekiranya segitu saja, sekian, Terima Kasih.




        Mubariq Alfaridzi | 11220511000120 | 3C Jurnalistik | UIN Jakarta







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aqidah dan Ilmu Kalam : Kasus Ahmadiyah

Al-Razi : Sejarah dan Pemikiran Filsafatnya (Kel 6)

Ibnu Rusyd : Sejarah dan Pemikiran Filsafatnya (Kel 12)