Ibnu Sina : Sejarah dan Pemikiran Filsafatnya (Kel 5)

PERTEMUAN KE - 6

IBNU SINA : SEJARAH DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA

 

     Ciputat Timur, 11 Oktober 2023

    Pertemuan ke-6 kali ini dilaksanakan secara offline di theater lt. 6 Fdikom UIN Jakarta. Seperti biasa, kelas dilaksanakan gabungan antara kelas 3C dan 3D Jurnalistik yang dihampu oleh bapak Drs. Study Rizal LK., M. Ag. Diawali dengan pengantar dari dosen Filsafat Islam, kemudian dilanjutkan oleh para pemakalah yaitu kelompok 5. Pelaksana presentasi kali ini adalah kelompok 5 yang membahas "Ibnu Sina : Sejarah dan Pemikirannya", yang beranggotakan Nasywa Almira Febrianti, Meutia Amalia Putri, dan Nikita Earlene Salsabila.

    Pembahasan tentang Ibnu Sina dimulai dengan sebagai berikut :

    - Sejarah dan Biografi Ibnu Sina

    Abu Ali al-Husein ibn Abdullah Ibn Sina (Ibnu Sina), di barat lebih dikenal dengan "Avicenna". Lahir pada (370-428 H/980-1037 M), Afsyanah, Bukhara, Transoxiana (Persia Utara). Ibnu Sina sudah memperlihatkan daya intelektual yang tinggi dan ingatan yang kuat sejak kecil. Usia 16 tahun, ia sudah mempelajari ilmu kedokteran, dan usia 18 tahun ia dikenal sebagai dokter yang berkualitas. Akhir hayatnya, Ibnu Sina menjalani kehidupan yang berat akibat ditangkap dan dianiaya oleh tentara Hamadan. Hingga penyakitnya pun kambuh ia memberikan semua hartanya kepada rakyat miskin. Kemudian, ajaknya betul-betul menjemputnya pada bulan Juni 1037 dan dimakamkan di Hamadan, Iran.

    - Karya-karya Ibnu Sina

    Sebagai dokter dan seorang filsuf dunia barat, ia memiliki 238 karya, berikut beberapa karyanya seperti Asy-Syifa, Al-Najat, Al-Qanun fi al-Thibb, dan Al-Isyarat wa al-tanbihat. Karyanya mencakup logika, kedokteran, filsafat, matematika, dan berbagai cabang ilmu lainnya yang meninggalkan warisan tak ternilai di abad pertengahan.

    - Pemikiran Filsafat Ibnu Sina

    Pemikirannya mencakup banyak hal seperti di bidang keilmuan, fisika dan kedokteran hingga psikologi dan musik, dan lahir dari kebutuhan untuk memberikan landasan rasional bagi sains. Ia juga menciptakan sintesis filosofis yang menggabungkan berbagai sumber termasuk Aristotelianisme, Neoplatonisme, dan Tradisi Islam. Selain itu, dalam pandangannya tentang negara, Ibnu Sina menekankan pentingnya penguasa menaati Allah SWT dan berlandaskan prinsip-prinsip Islam. Terakhir dengan hierarkis yang tetap mempertahankan konsep tauhid dalam Islam. Oleh karena itu, pemikiran Ibnu Sina memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan filsafat dan pemikiran di dunia Islam.

    Berikut, ini saja yang dapat saya simpulkan dari pertemuan ke-6 Filsafat Islam. Sekian, Terima Kasih.



Mubariq Alfaridzi | 11220511000120 | 3C Jurnalistik | UIN Jakarta



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aqidah dan Ilmu Kalam : Kasus Ahmadiyah

Al-Razi : Sejarah dan Pemikiran Filsafatnya (Kel 6)

Ibnu Rusyd : Sejarah dan Pemikiran Filsafatnya (Kel 12)